Rabu, 09 Januari 2013


Tugas Bahasa Indonesai



PENGOREKSIAN KORAN KOMPAS









OLEH
M. SYARIFUDIN
NIM: 12020102025
ANIS TANTIA
NIM: 12020102015
SITI NAFISAH
NIM: 12020102010
IRWAN IMRAN
NIM: 12020102023


JURUSAN SYARIAH / MU
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) SULTAN QAIMUDDIN
KENDARI
2012


PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Gunung Raung Siaga, Penerbangan Bisa Berisiko
Gunung Raung di Jawa Timur dinaikan statusnya menjadi siaga sejak senin (22/10) pukul 20.30.1 Peningkatan status itu dilakukan terus meningkatnya aktivitas kegempaan tremor gunung ini. Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Surono, yang ditemui di Yogyakarta, mengataka, jika Raung meletus,2 kemungkinan memang tidak berbahaya bagi masyarakat. Sebab, jarak hunian relatif aman. Namun, oleh karena gunung ini termasuk tinggi, yaitu mencapai 3.332 meter diatas permukaan laut, abunya bisa berbahaya bagi penerbangan. (AIK)
Persiapan Forum Kebudayaan Dunia di Bali
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan mengadakan grand strategy meeting3 ke sejumlah daerah untuk menjaring aspirasi dan mencari masukan terkait strategi pembangunan kebudayaan di Indonesia. Pertemuan di Bali yang dibuka Senin (22/10) melibatkan akademisi dan organisasi kepemudaan4 Bali dari berbagai bidang. Diskusi menghadirkan pembicara seperti Jean Couteau, Taufik Rahzen, Heddy Shri Ahimsa Putra, Ni Luh Ketut Suryani, dan I Wayan Sardika.5 Wakil Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Kebudayaan Wiendu Nuryanti mengatakan,6 Grand strategy meeting7 ini persiapan khusus dalam ranngka penyelenggaraan World Culture8 Forum 2013.’’ Adapun WCF 2013 akan berlangsung di Bali, 24-29 November 2013. (IDN)
Gajah Mungkur
Gajah Mungkur merupakan salah satu bangunan kuno di kabupaten Gresik, Jawa Timur, yang masih terpelihara hingga kini.9 Bangunan yang banyak dikunjungi wisatawan ini, seperti terlihat sabtu (20/10), dikenal dengan nama Gajah Mungkur karena didepannya ada patung gajah membelakangi jalan.
PENTAS WAYANG
Gatotkaca Dahului Superman di UNESCO
PARIS, KOMPAS – Pementasan wayang orang dengan lakon “Banjaran Gatotkaca” di Gedung UNESCO, Paris, Senin (22/10) malam, mengundang perhatian tidak saja dari kalangan masyarakat Indonesia di Eropa, tetapi juga dikalangan pencinta budaya asing di lingkungan UNESCO.
Duta Besar RI untuk perancis Rezlan Ihsan Jenie dalam ramah-tamah dengan seniman wayang dan juga paduan suara Armonia yang ambil ikut bagian dalam muhibah seni ini, minggu petang, menyatakan kebanggaannya, tokoh Gatotkaca bisa hadir di UNESCO yang beranggotakan 190-an negara mendahului sosok pahlawan lain, seperti Superman yang juga bisa terbang.
Dubes RI untuk UNESCO Carmadi Machub yang juga hadir dalam acara itu menggaris bawahi pentingnya misi budaya dari Indonesia ini. Dalam beberapa tahun terakir Indonesia telah berhasil mengajukan sejumlah khazanah seni budaya yang hidup ditanah air sebagai pusaka dunia. Diharapkan, tampilnya wayang orang di UNESCO, sebagai mana diberikan pada wayang kulit dan angklung.
Banjaran Gatotkaca sebelumnya telah dipentaskan di Sydney Opera Hause, Australia, Desember 2010, dan di Istana Negara, jakarta, Juli 2011.
Lakon Banjaran Gatotkaca mengisahkan hidup perjalanan kisah kesatria Prigandani Putra Bima, sejak bayi hingga ajalnya oleh panah sakti Konta Wijayandanu milik Adipati karna dalam perang besar bratayuda.
Pemimpin Wayang Orang Indonesia pusaka Jaya Suprana menegaskan, dengan dukungan seniman wayang terkemuka, Banjaran gatotkaca diharapkan bisa menggetarkan UNESCO dan melahirkan kesan membanggakan terhadap seni budaya indonesia. (NINOK LEKSONO dari Paris)
Kode Etik Guru Berisi 70 Panduan Prilaku
Kekerasan Fisik Pada Siswa Termasuk Pelanggaran Berat
JAKARTA, KOMPAS – Kode Etik Guru Indonesia yang mulai diterapkan pada 2013 berisi 70 panduan perilaku dan norma bagi guru dalam menjalankan profesinya sebagai pendidik. Meski kode etik tersebut juga mengatur soal sanksi yang bisa dijatuhkan, guru diminta tidak khawatir.
Tidak perlu takut. Justru dengan adanya kode etik tersebut guru terbatas dari kesewenang-wenanganya karna tindakanya dalam mendidik dilingkungan etika profesi,’’ ungkap ketua umum pengurus besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Sulistio diJakarta, Senin (22/10).
Dalam Kode Etik Guru Indonesia (KEGI) tersebut diatur norma guru dalam hubungan dengan tujuh pihak, yaitu hubungan guru dengan peserta didik, orang tua atau wali murid, masyarakat, sekolah dan rekan sejawat, profisinya, organisasi profisi guru, dan pemerintah. Dalam hubungan dengan murid, misalnya, guru harus mengakui bahwa peserta didik memiliki karakteristik secata individual dan masing-masing berhak atas layanan pembelajaran. Guru menjalani hubungan dengan peserta didik yang dilandasi rasa kasih sayang dan menghindarkan diri dari kekerasan fisik.
Guru juga harus menjujung tinggi harga diri, integritas, dan tidak sekali-kali merendahkan martabat peserta didik. Sebagai contoh, guru yang mencaci maki siswa bisa dikategorikan pelanggaran berat.
Terkait hubungan dengan orang tua wali murid, guru harus bisa bekerjasama dan berkomunikasi dengan baik. Pada kode etik dengan hubungan guru dan profesinya, salah satunya, guru tidak menerima janji, pemberian, dan pujian yang dapat memengaruhi10 keputusan atau tindakan yang profesianalnya.
Kehormatan guru
Kode Etik Guru Indonesea yang disampaikan PGRI, menurut Sulistio, bertujuan untuk menegakan kehormatan dan wibawa guru Yang profesional. KEGI ini juga menjadi acuan bagi guru dalam bertindak sesuai dengan profesinya yang selama ini tak jelas. Pencanangan KEGI, menurut Sulistio, dilaksanakan pada 25 November bersama dengan Hari Guru Nasional dan HUT PGRI.
Soedijarto, anggota Dewan Kehormatan Guru Indonesia (DKGI), mengatakan, untuk menegakan kode etik ini dibentuk DKGI di tingkat pusat hingga kabupaten / kota. Pelaporan dari berbagai pihak soal dugaan pelanggaran KEGI akan di proses DKGI hingga dalam bentuk rekomendasi.
Rekomendasi sanksi disampaikan organisasi guru kepada dinas pendidikan, badan kepegawaian daerah, yayasan, atau polisi. Sanksi sesuai tingkat pelanggaran yang dikategorikan ringan sedang, dan berat.
Mentri pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh mengatakan11 memberikan dukungan penuh kepada PGRI dalam penerapan KEGI. Selain itu, Kemdikbud bersama PGRI juga sedang menyiapkan upaya-upaya perlindungan dan bantuan hukum bagi guru. (ELN/LUK)
PERFILMAN
Film Belum Digunakan untuk Membangun Citra Bangsa
JAKARTA, KOMPAS – Pemerintah belum memiliki setrategi besar untuk membebani industri dan meningkatkan kualitas perfilman nasional.12 Di Indonesia, film masih dipandang komoditas ekonomi semata, belum menjadi bagian dari strategi kebudayaan yang bisa dimanfaatkan untuk membangun citra Indonesia.
Film Indonesia pernah menjadi tuan rumah di negri13 sendiri sebelum tahun 1989. Pada masa itu banyak muncul film berkualitas yang mengangkat kearifan lokal Indonesia. “Butuh setrategi besar untuk membenahi perfilman nasional.14 Pemerintah seharusnya menata dari hulu ke hilir,’’ kata produser dan sutradara Harry Dagoe Suharyadi disela-sela workshop peningkatan kualitas Produksi Film 2012, Senin (22/10), yang diadakan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Workshop film dipusatkan di tujuh kota, yaitu Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, dan Makassar. Peserta workshop dibatasi 50 orang yang terdiri dari sineas, guru dan dosen bidang perfilman / televisi / multimedia, komunitas film, serta wartawan. Selama empat hari peserta workshop mendapatkan ilmu dari Michael Seridan, sutradara dan dosen perfilmn dari Boston University of Arts; Koji Imaizumi, sutradara dari Jepang; serta sineas Indonesia, seperti Garin Nugroho, Enisan Sinaro, Didi Petet, dan Harry Dagoe.
Film bisa menjadi media komunikasi untuk membuat citra sebuah bangsa. Harry mencontohkan Korea dan India yang membangun citra negaranya melalui produksi film-filmnya.
Dikuasai film horor
Saat ini industri film di Indonesia masih dipegang satu perusahaan besar. Perusahaan distributor itu juga memiliki jaringan gedung bioskop . Hal ini menutup kesempatan bagi sineas potensial untuk memutar film-film karya mereka.
Saat ini pasar film masih dikuasai film horor. Satu film horor yang ditanyangkan rata-rata ditonton 600.000-700.000 orang, sementara gendre film indonesia lain hanya ditonton rata-rata 100.000-400.000 orang.
Sutradara Syamsul B Adnan menambahkan, pasar sebenarnya bisa dibentuk oleh karya yang dibuat para sineas. Hanya saja tidak banyak sineas yang punya kemampuan membuat film bagus sehingga dipercaya oleh produser. Selain itu, tidak semua produksi film nasional15 mampu ditampung karna jumlah bioskop di Indonesia masih sangat kurang. (IND)
KOMPAS, SELASA, 23 OKTOBER 2012
1 . Penulisan pukul 20.30 pada palagraf pertama yang berisi tentang Gunung Raung di Jawa Timur dinaikan statusnya menjadi siaga sejak senin (22/10) yang benar adalah pukul 20:30.

2 . Penulisan tanda baca pada kalimat Surono, yang ditemui di Yogyakarta, mengatakan, jika Raung meletus, kemungkinan memang tidak berbahaya bagi masyarakat. Yang benar adalah Surona, yang ditemui di Yogyakarata mengatakan: Jika Raung meletus, kemungkinan memang tidak berbahaya bagi masyarakat.

3 . Penulisan huruf pada kalimat grand strategy meeting yang benar adalah Grand Strategy Meeting.

4 . Penulisan huruf pada kalimat akademisi dan organisasi kepemudaan Bali dari berbagai bidang. Yang benar adalah Akademisi dan Organisasi Kepemudaan Bali dari berbagai bidang.

5 . Penulisan tanda baca pada kalimat Diskusi menghadirkan pembicara seperti Jean Couteau, Taufik Rahzen, Heddy Shri Ahimsa Putra, Ni Luh Ketut Suryani, I Wayan Ardika. Yang benar adalah Diskusi menghadirkan pembicara seperti: Jean Couteau, Taufik Rahzen, Heddy Shri Ahimsa Putra, Ni Luh Ketut Suryani, I Wayan Ardika.

6 . Penulisan tanda baca pada Wiendu Nuryanti mangatakan, yang benar adalah menggunakan tanda baca (:) yaitu Wiendu Nuryanti mengatakan: “Greed Strategy Meeting ini dipersiapkan khusus dalam rangka penyelenggaraan World Culture Forum 2013.”

7 . Penulisan huruf pada kalimat grand strategy meeting yang benar adalah Grand Strategy Meeting.

8 Penulisan kalimat World Culture yang benar seharusnya ditulis secara miring yaitu World Culture.

9 . Penulisan tanda baca pada kalimat Gajah Mungkur merupakan salah satu bangunan kuno di Kabupaten Gresik, Jawa Timur, yang masih terpelihara hingga kini. Seharusnya yang benar adalah menggunakan tanda baca ( , ) cukup satu saja yaitu Gajah Mungkur merupakan salah satu bangunan kuno di Kabupaten Gresik Jawa Timur, yang masih terpelihara hingga kini.

10 . Penulisan kata pada kalimat memengaruhi yang benar adalah mempengaruhi.

11 . Pada kalimat Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh mangatakan seharusnya menggunakan tanda baca ( : ) yaitu Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh mangatakan:

12 . Penulisan huruf pada kata nasional yang benar seharusnya menggunakan awalan huruf kapital yaitu Nasional.

13 . Penulisan huruf pada kata negara yang benar seharusnya menggunakan awalan huruf kapital yaitu Nagara.

14 . Penulisan huruf pada kata nasional yang benar seharusnya menggunakan awalan huruf kapital yaitu Nasional.


15 . Penulisan huruf pada kata nasional yang benar seharusnya menggunakan awalan huruf kapital yaitu Nasional.

pengoreksiAN koran kompas


Tugas Bahasa Indonesai



PENGOREKSIAN KORAN KOMPAS









OLEH
M. SYARIFUDIN
NIM: 12020102025
ANIS TANTIA
NIM: 12020102015
SITI NAFISAH
NIM: 12020102010
IRWAN IMRAN
NIM: 12020102023


JURUSAN SYARIAH / MU
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) SULTAN QAIMUDDIN
KENDARI
2012


PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Gunung Raung Siaga, Penerbangan Bisa Berisiko
Gunung Raung di Jawa Timur dinaikan statusnya menjadi siaga sejak senin (22/10) pukul 20.30.1 Peningkatan status itu dilakukan terus meningkatnya aktivitas kegempaan tremor gunung ini. Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Surono, yang ditemui di Yogyakarta, mengataka, jika Raung meletus,2 kemungkinan memang tidak berbahaya bagi masyarakat. Sebab, jarak hunian relatif aman. Namun, oleh karena gunung ini termasuk tinggi, yaitu mencapai 3.332 meter diatas permukaan laut, abunya bisa berbahaya bagi penerbangan. (AIK)
Persiapan Forum Kebudayaan Dunia di Bali
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan mengadakan grand strategy meeting3 ke sejumlah daerah untuk menjaring aspirasi dan mencari masukan terkait strategi pembangunan kebudayaan di Indonesia. Pertemuan di Bali yang dibuka Senin (22/10) melibatkan akademisi dan organisasi kepemudaan4 Bali dari berbagai bidang. Diskusi menghadirkan pembicara seperti Jean Couteau, Taufik Rahzen, Heddy Shri Ahimsa Putra, Ni Luh Ketut Suryani, dan I Wayan Sardika.5 Wakil Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Kebudayaan Wiendu Nuryanti mengatakan,6 Grand strategy meeting7 ini persiapan khusus dalam ranngka penyelenggaraan World Culture8 Forum 2013.’’ Adapun WCF 2013 akan berlangsung di Bali, 24-29 November 2013. (IDN)
Gajah Mungkur
Gajah Mungkur merupakan salah satu bangunan kuno di kabupaten Gresik, Jawa Timur, yang masih terpelihara hingga kini.9 Bangunan yang banyak dikunjungi wisatawan ini, seperti terlihat sabtu (20/10), dikenal dengan nama Gajah Mungkur karena didepannya ada patung gajah membelakangi jalan.
PENTAS WAYANG
Gatotkaca Dahului Superman di UNESCO
PARIS, KOMPAS – Pementasan wayang orang dengan lakon “Banjaran Gatotkaca” di Gedung UNESCO, Paris, Senin (22/10) malam, mengundang perhatian tidak saja dari kalangan masyarakat Indonesia di Eropa, tetapi juga dikalangan pencinta budaya asing di lingkungan UNESCO.
Duta Besar RI untuk perancis Rezlan Ihsan Jenie dalam ramah-tamah dengan seniman wayang dan juga paduan suara Armonia yang ambil ikut bagian dalam muhibah seni ini, minggu petang, menyatakan kebanggaannya, tokoh Gatotkaca bisa hadir di UNESCO yang beranggotakan 190-an negara mendahului sosok pahlawan lain, seperti Superman yang juga bisa terbang.
Dubes RI untuk UNESCO Carmadi Machub yang juga hadir dalam acara itu menggaris bawahi pentingnya misi budaya dari Indonesia ini. Dalam beberapa tahun terakir Indonesia telah berhasil mengajukan sejumlah khazanah seni budaya yang hidup ditanah air sebagai pusaka dunia. Diharapkan, tampilnya wayang orang di UNESCO, sebagai mana diberikan pada wayang kulit dan angklung.
Banjaran Gatotkaca sebelumnya telah dipentaskan di Sydney Opera Hause, Australia, Desember 2010, dan di Istana Negara, jakarta, Juli 2011.
Lakon Banjaran Gatotkaca mengisahkan hidup perjalanan kisah kesatria Prigandani Putra Bima, sejak bayi hingga ajalnya oleh panah sakti Konta Wijayandanu milik Adipati karna dalam perang besar bratayuda.
Pemimpin Wayang Orang Indonesia pusaka Jaya Suprana menegaskan, dengan dukungan seniman wayang terkemuka, Banjaran gatotkaca diharapkan bisa menggetarkan UNESCO dan melahirkan kesan membanggakan terhadap seni budaya indonesia. (NINOK LEKSONO dari Paris)
Kode Etik Guru Berisi 70 Panduan Prilaku
Kekerasan Fisik Pada Siswa Termasuk Pelanggaran Berat
JAKARTA, KOMPAS – Kode Etik Guru Indonesia yang mulai diterapkan pada 2013 berisi 70 panduan perilaku dan norma bagi guru dalam menjalankan profesinya sebagai pendidik. Meski kode etik tersebut juga mengatur soal sanksi yang bisa dijatuhkan, guru diminta tidak khawatir.
Tidak perlu takut. Justru dengan adanya kode etik tersebut guru terbatas dari kesewenang-wenanganya karna tindakanya dalam mendidik dilingkungan etika profesi,’’ ungkap ketua umum pengurus besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Sulistio diJakarta, Senin (22/10).
Dalam Kode Etik Guru Indonesia (KEGI) tersebut diatur norma guru dalam hubungan dengan tujuh pihak, yaitu hubungan guru dengan peserta didik, orang tua atau wali murid, masyarakat, sekolah dan rekan sejawat, profisinya, organisasi profisi guru, dan pemerintah. Dalam hubungan dengan murid, misalnya, guru harus mengakui bahwa peserta didik memiliki karakteristik secata individual dan masing-masing berhak atas layanan pembelajaran. Guru menjalani hubungan dengan peserta didik yang dilandasi rasa kasih sayang dan menghindarkan diri dari kekerasan fisik.
Guru juga harus menjujung tinggi harga diri, integritas, dan tidak sekali-kali merendahkan martabat peserta didik. Sebagai contoh, guru yang mencaci maki siswa bisa dikategorikan pelanggaran berat.
Terkait hubungan dengan orang tua wali murid, guru harus bisa bekerjasama dan berkomunikasi dengan baik. Pada kode etik dengan hubungan guru dan profesinya, salah satunya, guru tidak menerima janji, pemberian, dan pujian yang dapat memengaruhi10 keputusan atau tindakan yang profesianalnya.
Kehormatan guru
Kode Etik Guru Indonesea yang disampaikan PGRI, menurut Sulistio, bertujuan untuk menegakan kehormatan dan wibawa guru Yang profesional. KEGI ini juga menjadi acuan bagi guru dalam bertindak sesuai dengan profesinya yang selama ini tak jelas. Pencanangan KEGI, menurut Sulistio, dilaksanakan pada 25 November bersama dengan Hari Guru Nasional dan HUT PGRI.
Soedijarto, anggota Dewan Kehormatan Guru Indonesia (DKGI), mengatakan, untuk menegakan kode etik ini dibentuk DKGI di tingkat pusat hingga kabupaten / kota. Pelaporan dari berbagai pihak soal dugaan pelanggaran KEGI akan di proses DKGI hingga dalam bentuk rekomendasi.
Rekomendasi sanksi disampaikan organisasi guru kepada dinas pendidikan, badan kepegawaian daerah, yayasan, atau polisi. Sanksi sesuai tingkat pelanggaran yang dikategorikan ringan sedang, dan berat.
Mentri pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh mengatakan11 memberikan dukungan penuh kepada PGRI dalam penerapan KEGI. Selain itu, Kemdikbud bersama PGRI juga sedang menyiapkan upaya-upaya perlindungan dan bantuan hukum bagi guru. (ELN/LUK)
PERFILMAN
Film Belum Digunakan untuk Membangun Citra Bangsa
JAKARTA, KOMPAS – Pemerintah belum memiliki setrategi besar untuk membebani industri dan meningkatkan kualitas perfilman nasional.12 Di Indonesia, film masih dipandang komoditas ekonomi semata, belum menjadi bagian dari strategi kebudayaan yang bisa dimanfaatkan untuk membangun citra Indonesia.
Film Indonesia pernah menjadi tuan rumah di negri13 sendiri sebelum tahun 1989. Pada masa itu banyak muncul film berkualitas yang mengangkat kearifan lokal Indonesia. “Butuh setrategi besar untuk membenahi perfilman nasional.14 Pemerintah seharusnya menata dari hulu ke hilir,’’ kata produser dan sutradara Harry Dagoe Suharyadi disela-sela workshop peningkatan kualitas Produksi Film 2012, Senin (22/10), yang diadakan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Workshop film dipusatkan di tujuh kota, yaitu Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, dan Makassar. Peserta workshop dibatasi 50 orang yang terdiri dari sineas, guru dan dosen bidang perfilman / televisi / multimedia, komunitas film, serta wartawan. Selama empat hari peserta workshop mendapatkan ilmu dari Michael Seridan, sutradara dan dosen perfilmn dari Boston University of Arts; Koji Imaizumi, sutradara dari Jepang; serta sineas Indonesia, seperti Garin Nugroho, Enisan Sinaro, Didi Petet, dan Harry Dagoe.
Film bisa menjadi media komunikasi untuk membuat citra sebuah bangsa. Harry mencontohkan Korea dan India yang membangun citra negaranya melalui produksi film-filmnya.
Dikuasai film horor
Saat ini industri film di Indonesia masih dipegang satu perusahaan besar. Perusahaan distributor itu juga memiliki jaringan gedung bioskop . Hal ini menutup kesempatan bagi sineas potensial untuk memutar film-film karya mereka.
Saat ini pasar film masih dikuasai film horor. Satu film horor yang ditanyangkan rata-rata ditonton 600.000-700.000 orang, sementara gendre film indonesia lain hanya ditonton rata-rata 100.000-400.000 orang.
Sutradara Syamsul B Adnan menambahkan, pasar sebenarnya bisa dibentuk oleh karya yang dibuat para sineas. Hanya saja tidak banyak sineas yang punya kemampuan membuat film bagus sehingga dipercaya oleh produser. Selain itu, tidak semua produksi film nasional15 mampu ditampung karna jumlah bioskop di Indonesia masih sangat kurang. (IND)
KOMPAS, SELASA, 23 OKTOBER 2012
1 . Penulisan pukul 20.30 pada palagraf pertama yang berisi tentang Gunung Raung di Jawa Timur dinaikan statusnya menjadi siaga sejak senin (22/10) yang benar adalah pukul 20:30.

2 . Penulisan tanda baca pada kalimat Surono, yang ditemui di Yogyakarta, mengatakan, jika Raung meletus, kemungkinan memang tidak berbahaya bagi masyarakat. Yang benar adalah Surona, yang ditemui di Yogyakarata mengatakan: Jika Raung meletus, kemungkinan memang tidak berbahaya bagi masyarakat.

3 . Penulisan huruf pada kalimat grand strategy meeting yang benar adalah Grand Strategy Meeting.

4 . Penulisan huruf pada kalimat akademisi dan organisasi kepemudaan Bali dari berbagai bidang. Yang benar adalah Akademisi dan Organisasi Kepemudaan Bali dari berbagai bidang.

5 . Penulisan tanda baca pada kalimat Diskusi menghadirkan pembicara seperti Jean Couteau, Taufik Rahzen, Heddy Shri Ahimsa Putra, Ni Luh Ketut Suryani, I Wayan Ardika. Yang benar adalah Diskusi menghadirkan pembicara seperti: Jean Couteau, Taufik Rahzen, Heddy Shri Ahimsa Putra, Ni Luh Ketut Suryani, I Wayan Ardika.

6 . Penulisan tanda baca pada Wiendu Nuryanti mangatakan, yang benar adalah menggunakan tanda baca (:) yaitu Wiendu Nuryanti mengatakan: “Greed Strategy Meeting ini dipersiapkan khusus dalam rangka penyelenggaraan World Culture Forum 2013.”

7 . Penulisan huruf pada kalimat grand strategy meeting yang benar adalah Grand Strategy Meeting.

8 Penulisan kalimat World Culture yang benar seharusnya ditulis secara miring yaitu World Culture.

9 . Penulisan tanda baca pada kalimat Gajah Mungkur merupakan salah satu bangunan kuno di Kabupaten Gresik, Jawa Timur, yang masih terpelihara hingga kini. Seharusnya yang benar adalah menggunakan tanda baca ( , ) cukup satu saja yaitu Gajah Mungkur merupakan salah satu bangunan kuno di Kabupaten Gresik Jawa Timur, yang masih terpelihara hingga kini.

10 . Penulisan kata pada kalimat memengaruhi yang benar adalah mempengaruhi.

11 . Pada kalimat Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh mangatakan seharusnya menggunakan tanda baca ( : ) yaitu Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh mangatakan:

12 . Penulisan huruf pada kata nasional yang benar seharusnya menggunakan awalan huruf kapital yaitu Nasional.

13 . Penulisan huruf pada kata negara yang benar seharusnya menggunakan awalan huruf kapital yaitu Nagara.

14 . Penulisan huruf pada kata nasional yang benar seharusnya menggunakan awalan huruf kapital yaitu Nasional.


15 . Penulisan huruf pada kata nasional yang benar seharusnya menggunakan awalan huruf kapital yaitu Nasional.

pengoreksian jurnal sauthu tarbiah


Tugas Bahasa Indonesai



PENGOREKSIAN JURNAL
SAUTHU TARBIYAH












OLEH
M. SYARIFUDIN
NIM: 12020102025
SITI NAFISAH
NIM: 12020102010
ANIS TANTIA
NIM: 12020102015
IRWAN IMRAN
NIM: 12020102023


JURUSAN SYARIAH / MU
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) SULTAN QAIMUDDIN
KENDARI
2012

PENDAHULUAN
Bertambahnya penduduk dari tahun ke tahun mengakibatkan pembangunan pada bidanya perumahan terus banyak perumahan yang kualitas rendah. Hal itu disebabkan banhwa pada pembangunan perumahan terus tidak mengacu pada konsep pembanguna perumahan yang berwawasan lingkungan. Pembangunan yang bertumbuh dan berkembang terus perlu memiliki acuan pada model sehingga tidak menimbulkan permasalahan lingkungan. Pembangunan yang menimbulkan masala lingkungan bertetangga dengan prinsif pembangunan yang menimbulkan masalah lingkungan bertetangga dengan prinsif pembangunan berkelanjutan.
Oleh karna itu, pembangunan perumahan dan pemukiman seharusnya menganut konsep berkelanjutan, memiliki strategi sehingga tidak menimbulkan permasalahan lingkungan dimasa yang akan datang. Masalah perumahan menjadi permasalahan bagi masyarakat, terutama masyarakat yang tergolong miskin. Salah satu konsep pembangunan berkelanjutan adalah pemenuhan dasar manusia terutama golongan miskin. Oleh karna itu, masyarakat miskin seharusnya menjadi agenda dalam membangun perumahan dan pemukiman. Tidak dapat dipungkiri bahwa masyarakat miskin sangat terbatas dalam kemampuan dan kemampuan untuk mengenbankan diri. Untuk itu pula hendaknya menjadi agenda dalam pembangunan perumahan dan pemukiman yang berwawasan lingkungan.
Pembangunan kemudian tidah hanya sebagai alat pemenuhan kebutuhan ekonomi, melainkan sebagai pembangunan manusia. Pembangunan berarti memupuk kemampuan untuk membut pilihan-pilihan mengenai masa depan. Soedjtmoko seperti dikutip Kuswartujo menyatakan bahwa pembangunan menyatakan banhwa pembngunan merupakan pertumbuhan manusia dan peradaban. Maksud pembanguna adalah membuat penduduk suatu negri terutapa kaum lemah dan miskin lebih produktif lebih efektif dan lebih sadar diri.
Korten menyatakan bahwa masalah yang paling pengting dalam pembanguna adalah transpormasi dalam pranata-pranata, teknologi nilai-nilai dan prilaku kita sesuai denagn realitas ekologi dan sosial. Selanjutnya, Konten menyatakan bahwa transpormasi itu harus menangani tiga kebutuhan pokok masyarakat global, yakni: 1)keadilan, yaitu adanya sarana dan kesempatan untuk mengahasilkan nafkah yang minimal layak bagi diri sendiri dan keluarganya. Serta penggunaan dan pemilikan sumber daya yang lebih berkeadilan. 2)keberlanjutan, yakni tiap generasi memiliki kewajiban untuk memelihara sumber daya bumi dan ekosistem untuk generasi berikutnya, ketercakupan, yaitu bahwa setiap orang mendapat kesempatan yang sama generasi berikutnya, 3)ketercakupan yaitu bahwa setiap orang mendapat kesempatan sama untuk menjadi penyumbang yang dihormati bagi keluarga, kelompok masyarakat.
Konsep Pembangunan berwawasan lingkungan
Wawasan lingkungan adalah pandangan yang tercermin dalam prilaku yang selalu mengupayakan hubungan yang serasi antara manusia, masyarakat dengan alam dan berbagai unsur buatan pembangunan berwawasan lingkungan (sustainable development). Pembangunan berwawasan lingkungan dilihat dari segi ekonomi, memberikan penekanan kepada pertumbuhan, pemerataan efesiensi, dan efektivitas. Pembangunan ekonomi tidak dapat dikesampingkan, karna tanpa itu pertumbuhan ekonomi, menjadi macet dan oleh karena itu pembangunan ekonomi penggunaan sumber daya alam haruslah dilakukan secara hemat, efisien dan efektif. Teknologi yang digunakan adalah yag ramah lingkugan.
Pembangunan berwawasan lingkungan dari segi ekologi, membedakan penekanan pada daya dukung dan lingkungan kenekaragaman hayati. Konsep ini memberikan penelitian bahwa membangun dengan tidak melampuahi, bahkan dapat meningkatkan daya dukung lingkungan, keanekaragaman hayati harus dijaga agar kehidupan dapat berlangsung secara berlajut. Keragaman hayati merupakan dasar kestabilan ekologi. Keragaman ekosistem menciptakan keragaman bentuk-bentuk kehidupan, dan keragaman budaya.
Pembangunan berwawasan lingkungan dilihat dari segi sosial, memberikan penekanan pada aspek pemberdayaan, partisipasi, mobilitas kohesi sosial identitas budaya, dan pranata sosial, oleh karena itu pembangunan berwawasan lingkungan bertujuan untuk meningkatkan dan memperoleh kemampuan untuk menyerap informasi, melakukan tindakan yang meningkatkan kualitas lingkungan, menghargai orang dan masyarakat lain, bahu membahu untuk menjaga kelangsungan hidup di bumi keperanataan yang dapat menopang berkelanjutan pembangunan baik di tingkat lokal, regional, nasional dan global.
Strategi membagun perumahan yang berwawasan lingkungan
Pembangunan perumahan dan pemukiman diyakini mampu mendorong lebih dari seratus macam kegiatan industri yang berkaitan dengan bidang perumahan dan pemukiman, sehingga penyelenggaraan perumahan dan pemukiman sangat berpotensi dalam menggerakkan roda ekonomi dan upaya menciptakan lapangan kerja produktif bagi banyak masyarakat indonesia terutama golongan menengah ke bawah. Rumah juga merupakan barang modal (Capital gods) karena dengan asset rumah ini mereka dapat melakukan kegiatan ekonomi dalam mendukung kehidupan dan penghidupannya. Larenanya permasalahan perumahan dan pemukiman tidak dapat dipandang sebagai permasalahan fungsional dan fisik semata, tetapi lebih kompleks lain sebagai persoalan yang berkaitan dengan semua di mensi kehidupan di dalam masyarakat.
  1. Melakukan proses desain
Dalam Proses perencanaan strategi keterpaduan sosal fungsional harus dipadukan. Oleh karena itu, dalam agenda 21 indonesia dinyatakan bahwa dasar bertindak sebagai strategi keterpaduan sosial dan funsional harus dapat tiga tantangan utama, yaitu menyelaraskan asas perwujudan pemukiman sebagai proses perwujudan sosial ekonomi, budaya dan politik pemukiman serta mengupayakan agar teknologi digunakan untuk kepentingan publik secara luas.
  1. Melakukan pemilihan lokasi dan pembebasan tanah
Lokasi perumahandan pemukiman sangat menentukan kualitas perumahan dan pemukiman yang akan dibangun dengan kata lain lokasi perumahan menentukan keberlanjutan perumahan tersebut. Oleh karena itu, hal yang pertama dilakukan dari proses pengembangan lingkungan buatan (Pembangunan perumahan) adalah pemilihan lokasi dan pembebasan tanah proses ini relative mudah dilakukan bilamana sudah ada rencana tata ruang yang berwawasan lingkungan.
  1. Melakukan perencanaan sarana umum dan sarana rekreasi
Perumahan dan pemukiman yang meliki kemudahan ketercapaian. Aksebilitas yang tinggi, serta nilai ekonomi dan budaya yang tinggi adalah perumahan dan pemukiman yang terbanugun dengan sarana yang cukup. Sarana yang dimaksd adalah: sarana jalan, ruang terbuka, drainase pemukiman, sarana olah raga dan rekreasi, dan saran sosial keagamaan dan keamanan.
Dalam kompleks perumahan dan pemukiman yang sifatnya lebih besar, sebaiknya tersedian sekolah taman kanak-kanak, sekolah dan puskesmas, atau sarana kesehatan lainnya, tempat ibadah, misalnya masjid, swalayan mini, dan sarana komunikasi dan transformasi.
Penutup
Berdasarkan uraian-uraian seperti dikemukakan terlebih dahulu maka disimpulkan bahwa strategi membangun perumahan yang berwawasan lingkungan adalah sebagai berikut:
  1. Melakukan proses desain dan studi mengenai analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL). Proses desain dan studi AMDAL memperjelas tujuan lingkunga, tujuan ekologi, tujuan sosial, dan tujuan ekonomi.
  2. Melakukan pemilihan lokasi dan pembebasan tanah. lokasi pememukiman yang berwawasan lingkungan adalah: mudah dicapai, hambatan bebas banjir, tidak didekat sumber-sumber pencemaran, aksebilitas baik, dan sumber air.
  3. Melakukan perencanaan pemnyediaan sarana umum dan sarana rekreasi berupa: Sarana jalan, ruang terbuka, drainase pemukiman, sarana olah raga dan rekreasi, sarana sosial keagamaan dan keamanan.










DAFTAR PUSTAKA

Abdul Sami” Al-Misri, Perniagaan dalam Islam, Penterjemah Ahmad Haji Hasbullah, Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka Kementrian Pendidikan Malaysia, 1993
Ahmad Muhamad al-Ashal dan Fathi Ahmad Abdul Karim, Sistem Prinsip dan Tujuan Ekonomi Islam, alih bahasa, H. Iman Syaefuddin, Bandung: Pustaka Setia, 1999

makalah kalimat efektif


Tugas : Bahasa Indonesia


KALIMAT EFEKTIF











OLEH
M.syarifuddin
NIM :12020102025
Siti nafisa
irwan imran


JURUSAN SYARIAH / MU
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) SULTAN QAIMUDDIN
KENDARI
2012


BAB I
PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang
Mendengarkan merupakan cara memperoleh informasi disamping membaca. Banyak sekali informasi yang dapat diperoleh dari cara ini, baik melalui penuturan orang secara langsung ataupun melalui media elektronik seperti radio dan televisi.
Dari kegiatan tersebut kita dapat belajar tentang cara menggunakan bahasa.Orang yang panadai dalam berbahasa, gagasannya akan mudah kita pahami. Sementara itu, orang yang pembicaraannya tidak beraturan, maka cenderung gagasannya itu sulit kita pahami.
Kecakapan seseorang dalam berbahasa, antaralain tampak pada kalimat-kalimatnya yang serba efektif. Dengan kalimat yang efektif itulah, informasi yang disampaikan mudah kita pahami dan tidak menimbulkan salah pengertian.
  1. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis dapat merumuskan masalahnya adalah sebagai berikut:
  1. Apa yang dimaksud dengan kalimat efektif ?
  2. Apa saja yang menjadi syarat-syarat kalimat efektif ?
  3. Bagaimana ciri-ciri kalimat efektif ?


BAB II
PEMBAHASAN
  1. Pengertian Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang memperlihatkan bahwa proses penyampaian oleh pembicara/penulis dan proses penerimaan oleh pendengar/pembaca berlangsung dengan sempurna sehingga isi atau  maksud yang di sampaikan oleh pembicara/penulis tergambar lengkap dalam pikiran pendengar/pembaca. Pesan yang diterima oleh pendengar/pembaca relatif sama dengan yang di kehendaki oleh pembicara/penulis.
  1. Syarat-syarat kalimat efektif
  1. Secara tepat mewakili pikiran pembicara/penulisnya.
  2. Mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran pendengar/pembaca dengan yang dipikirkan pembaca atau penulisnya.
  1. Ciri-ciri Kalimat Efektif
  1. Koherensi (keutuhan)
Koherensi (keutuhan) dalam kalimat terlihat pada adanya keterkaitan makna antardata dalam kalimat tersebut. Perhatikan contoh dibawah ini.
  1. Kami pun akhirnya saling memaafkan.
  2. Saya pun akhirnya saling memaafkan.
  3. Mereka berbondong-bondong menuju pertunjukan rakyat itu.
  4. Dia berbondong-bondong manuju pertunjukan rakyat itu.
Kalimat (a) dan (b) di atas merupakan contoh kalimat yang memiliki keutuhan atau kepaduan, sedangkan kalimat (c) dan (d) tidak. Penggunaan kata ganti orang pertama tunggal saya pada (b) sebagai subjek predikat verba saling memaafkan tidaklah tepat. Predikat verba itu memerlukan kata ganti orang yang jamak. Sementara itu, pada kalimat (d) terlihat pada penggunaan kata ganti dia sebagai subjek predikat verba berbondong-bondong. Predikat verba itu memiliki cirii (semantis) dengan subjek jamak.
  1. Kesejajaran
Kalimat efekif mempersyaratkan adanya kesejajaran bentuk dan kesejajaran makna. Kesejajaran bentuk berhubungan dengan struktur kalusa, sedangkan kesejajaran makna berkaitan dengan kejelasan informasi yang diungkapkan.
  1. Kesejajaran Bentuk
Kesejajaran bentuk mengacu pada kesejajaran unsur-unsur dalam kalimat. Kesejajaran unsur-unsur kalimat itu akan memudahkan pemahaman pengungkapan pikiran. Perhatikan contoh kalimat berikut.
(3a)  Lokasi perumahan telah dipilih, tetapi lokasi itu belum disetujui direktur.
(3b) Lokasi perumahan telah dipilih, tetapi direktur belum menyetujuinya.
Kalimat (3a) memperlihatkan kesejajaran bentuk kalusa, keduanya merupakan kalusa bentuk pasif. Sementara itu pada kalimat (3b) ketitidak sejajaran bentuk terlihat pada ketitidak sejajaran bentuk kalusa pasif (dipilih) dan bentuk kalusa aktif (menyetujui). Agar terdapat kesejajaran, klausa kedua di ubah menjadi klausa pasif. Jika bentuk kalusa pertama pasif, bentuk klausa berikutnya pasif pula (3a). sebaliknya, jika bentuk kalusa pertama aktif, bentuk kalusa berikutnya aktif juga. Dengan demikian kalimat (3b) dapat di perbaiki menjadi seperti berikut.
(3c) Pemimpin unit telah memilih lokasi perumahan, tetapi direktur belum menyetujuinya.
Kesejajaran bentuk juga perlu diperhatikan dalam kalimat yang mengandung perincian. Perhatikan contoh berikut:
(4)  Langkah-langkah dalam wawancara ialah
  1. pertemuan dengan orang yang akan diwawancarai,
  2. utarakan maksud wawancara, dan
  3. mengatur waktu wawancara.
Ketidaksejajaran kalimat (4) terlihat dalam penggunaan bentuk kata pada awal rincian. Dalam rincian yang pertama digunakan bentuk kata pertemuan (nomina); dalam perincian kedua digunakan bentuk kata utarakan (verba); dalam perincian keiga digunakan bentuk kata mengatur(verba). Agar sejajar, kalimat (4) di perbaiki menjadi seperti berikut.
(4a)  Langkah-langkah dalam wawancara ialah
  1. mengatur pertemuan dengan orang yang akan diwawancarai,
  2. mengutarakan maksud wawancara, dan
  3. mengatur waktu wawancara.
  1. Kesejajaran Makna    
Kesejajaran makna kalimat akan terlihat melalui penataan gagasan yang cermat. Perhatikan contoh berikut ini .
(5) Saya tidak memperhatikan dan mempunyai kepentingan terhadap masalah itu.
Kalimat seperti itu sering terealisasi menjadi pernyataan negative (tidak memperhatikan ) digabungkan dengan pernyataan positif (mempunyai kepentingan). Akibatnya, makna kalimat (5) tidak jelas. Seharusnya, pernyataan negative di gabungkan dengan pernyataan negative pula atau sebaliknya. Dengan demikian, kalmat (5) dapat diubah sebagai berikut. (5a) Saya tidak memperhatikan dan mempunyai kepentingan terhadap masalah itu.
 (5b) Saya memperhatikan dan mempunyai kepentingan terhadap masalah itu.
  1. Pemfokusan
Yang dimaksud dengan pemfokusan adalah pemusatan perhatian terhadap bagian kalimat tertentu. Pemfokusan itu dilakukan melalui berbagai cara, antara lain melalui pengedepanan dan pengulangan.
3.1 Pengedepanan
Kalimat yang difokuskan diletakan pada bagian awal kalimat. Perhatikan contoh berikut.
(6) Piala Sudirman seharusnya tidak berpindah dari bumi pertiwi ini.
(7) Sangat memprihatinkan keadaan perekonomian Indonesia saat itu.
(8) Secara beringas mereka menyerbu pertokoan itu.
Pada cotoh diatas terlihat bahwa bagian awal kalimat merupakan bagian yang difokuskan atau ditonjolkan. Unsur yang ditonjilkan pada kalimat (6) adalah subjeknya, yaitu Piala Sudirman, pada kalimat (7) adalah predikat, yaitu sangat memprihatinkan, dan pada kalimat (8) adalah keterangan, yaitu secara beringas. Unsur yang dikedepankan itu tidak ada menonjol lagi kalau susunannya diubah menjadi sebagai berikut.
(6a) Seharusnya piala Sudirman tidak berpindah dari bumi pertiwi ini.
 (7a) Keadaan perekonomian Indonesia saat itu sangat memprihatinkan.
 (8a) Mereka menyerbu pertokoan itu secara beringas.
3.2 Pengulangan
Pemfokusan dapat ditempuh pula melalui pengulangan bagian yang difokuskan atau ditekankan, seperti contoh berikut.
(9) Rajin membaca dan rajin menulis dapat menjamin prestasi belajar demi masa depan.
(10) Pandai bergaul, pandai berbicara, dan pandai membujuk orang adalah modal utama seorang pialang.
Pengulangan kata rajin pada kalimat (9) dan kata pandai pada kalimat (10) dalam ragam tertentu tidak dapat dikatakan mubazir karena berfungsi untuk mempertegas pernyataan. Sebenarnya kata rajin dan pandai dapat saja hanya muncul sekali, tetapi kesannya berbeda. Bandingkan kalimat (9) dan (10) dengan kalimat (9a) dan (10a) berikut.
(9a)      Rajin membaca dan menulis dapat menjadi prestasi belajar masa depan.
(10a)    Pandai bergaul, berbicara, dan membujuk orang adalah modal utama seorang pialang.
  1. Penghematan
Kalimat efektif ditandai pula dengan penggunaan kata secara hemat. Penghematan penggunaan kata itu dilakukan, antara lain, dengan cara (a) Tidak mengulang subyek yang sama, (b) Menghindari pemakaian bentuk ganda, dan (c) Menggunakan kata secara hemat.
4.1 Penghilangan Subjek Berulang
Subjek berulang terdapat dalam kalimat majemuk, baik dalam kalimat majemuk setara maupun kalimat majemuk bertingkat. Dalam hal ini subjeknya harus sama pada kalimat majemuk setara subjek kalimat pertama sama dengan subjek kalimat kedua, ketiga, dan seterusnya. Pada kalimat majemuk bertingkat subjek anak kalimat sama dengan subjek induk kalimat. Perhatikan kalimat dibawah ini.
(11)      Dia masuk ke ruang pertemuan itu, kemudian dia duduk di kursi paling depan, lalu dia asyik membaca novel.
 (11a)    Dia masuk ke ruang pertemuan itu, kemudian duduk di kursi paling depan, lalu asyik membaca novel.
Kalimat (11) adalah kalimat majemuk setara yang terdiri atas tiga kalimat dasar dengan subjek yang sama, yaitu dia. Pemunculan subjek sebanyak tiga kali tersebut jelas tidak hemat. Oleh karena itu, subjek kedua dan ketiga tidak perlu hadir sehingga terbentuk kalimat (11a) yang lebih efektif.
Penghilangan subjek kalimat majemuk bertingkat terlihat pada kalimat berikut.
(12)      Sejak saya bertempat tinggal di Bogor, saya mempunyai banyak waktu luang.
 (12a)   Sejak bertempat tinggal  di Bogor, saya mempunyai lebih banyak waktu luang.
Pada kalimat (12) terlihat bahwa subjek anak kalimat sama dengan subjek induk kalimat. Karena subjeknya sama, salah satu subjek tersebut dapat dihilangkan sehingga menjadi kalimat (12a). Namun, harus diingat bahwa penghilangan subjek di dalam kalimat majemuk bertingkat tidak boleh dilakukan pada induk kalimat karena kalau urutan diubah akan terjadi seperti (12c). Penghilangan seperti pada kalimat (12b) dan (12c) dibawah ini harus dihindari.
(12b)    * Sejak saya bertempat tinggal di Bogor, mempunyai lebih banyak waktu luang.
 (12c)    * Mempunyai lebih banyak waktu luang sejak saya bertempat tinggal di Bogor.
4.2 Penghilangan Bentuk Ganda
Di dalam pemakaian bahasa sehari-hari sering ditemukan pemakaian bentuk ganda yang dapat digolongkan sebagai bentuk ganda atau bersinonim seperti contoh berikut.
adalah merupakan  
agar supaya
seperti misalnya
sangat … sekali
amat sangat
demi untuk
hanya … saja
Tiap-tiap unsur  pada pasangan di atas mempunyai arti dan fungsi yang hampir sama di dalam sebuah kalimat. Oleh karena itu, penggunaan kedua unsur tersebut secara bersama-sama, terutama dalam bahasa tulis resmi, harus dihindarkan perhatikan contoh di bawah ini :
(13)      Bantuan untuk orang miskin itu adalah merupakan wujud kepedulian sosial masyarakat yang mampu.
(13a)    Bantuan untuk orang miskin itu merupakan wujud kepedulian social masyarakat yang mampu.
(13b)    Bantuan untuk orang miskin itu adalah wujud kepedulian social masyarakat yang mampu.
(14)      Penghijauan kembali lahan gundul perlu digalakkan agar supaya tidak terjadi banjir.
(14a)    Penghijauan kembali lahan gundul perlu digalakkan agar tidak terjadi banjir.
(14b)    Penghijauan kembali lahan gundul perlu digalakkan supaya tidak terjadi banjir.
(15)      Kualitas air tanah di daerah permukiman itu sangat baik sekali.
(15a)    Kualitas air tanah di daerah pemukiman itu sangat baik.
(15b)    Kualitas air tanah di daerah pemukiman itu baik sekali.
(16)      Persoalan yang dibicarakannya amat sangat penting.
(16a)    Persoalan yang dibicarakannya amat penting.
(16b)    Persoalan yang dibicarakannya sangat penting.
(17)      Demi untuk kepentingan rakyat banyak mereka rela berkorban apa saja.
(17a)    Demi kepentingan rakyat banyak, mereka rela berkorban apa saja.
(17b)    Untuk kepentingan rakyat banyak, mereka rela berkorban apa saja.
(18)      Agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan mereka hanya memerlukan waktu beberapa hari saja.
 (18a)   Agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan, mereka hanya memerlukan waktu beberapa hari saja.
Penggunaan bentuk ganda tampak pada contoh (13)- -(18). Dari segi makna dan kerapihan struktur kalimat, contoh (13)- - (18) itu tidak memperlihatkan adanya masalah kebahasan. Namun, dari segi kehematan penggunaan kata, pemakaian bentuk ganda itu mengandung kemubaziran. Oleh karena itu, yang disarankan untuk digunakan adalah contoh (13a) - - (18a) dan (13b)  - - (18b).


4.3 Penghematan Penggunaan Kata
Di dalam bahasa Indonesia tidak dikenal bentuk jamak atau tunggal secara tata bahasa. Katakaryawan,peserta, atau anak, misalnya, dapat bermakna tunggal dan dapat pula bermakna jamak. Hal itu sangat bergantung pada konteks pemakaiannya. Untuk menyatakan makna jamak, antara lain, dapat dilakukan dengan pengulangan atau penambahan kata yang menyatakan makna jamak, seperti para, beberapa, sejumlah, banyak, atau segala. Kedua cara pengungkapan makna jamak itu tidak digunakan secara bersam-sama. Perhatikan contoh dibawah ini.
(19)     *Beberapa rumah-rumah di bantaran kali itu akan segera ditertibkan.
(19a)    Beberapa rumah di bantaran kali itu akan segera ditertibkan.
(19b)    Rumah-rumah di bantaran kali itu akan segera ditertibkan.
(20)    *Karyawan harus menaati segala ketentuan-ketentuan yang berlaku di kantor.
(20a)    Karyawan harus menaati segala ketentuan yang berlaku di kantor.
(20b)    Karyawan harus menaati ketentuan-ketentuan yang berlaku di kantor.
  1. Variasi
Penyusunan kalimat perlu memperhatikan variable kalimat karena variasi itu akan memberikan efek yang berbeda. Pemfokusan dengan mengedepankan unsure yang dianggap penting seperti yang telah dibicarakan pada bagian 3.1 dapat digolongkansebagai variasi urutan unsur kalimat. Namun, variasi kalimat bukan hanya itu. Variasi lain yang mempertimbangkan nilai komunikasi dapat berupa penyusunan kalimat berimbang, kalimat melepas, dan kalimat berklimaks.
5.1 Kalimat Berimbang
Yang dimaksud dengan kalimat berimbang adalah kalimat yang mengandung beberapa informasi yang kadarnya sama atau seimbang karena sama-sama penting. Contohnya adalah sebagai berikut.
(21) Fajar telah menyingsing dan burung-burung pun mulai berkicau.
(22)  Semua orang laki-laki bekerja di sawah, sedangkan para istri mereka bekerja di rumah.
Kalimat (21) dan (22) masing-masing mengandung dua informasi. Informasi pertama pada kalimat (21) adalah ‘fajar telah menyingsing’ dan informasi kedua adalah ‘burung-burung pun mulai berkicau.’ Kedua informasi itu mempunyai derajat yang sama. Agar kedua informasi itu sederajat, dipilih jenis kalimat majemuk setara, bukan majemuk, bertingkat. Begitu pula kalimat (22), kalimat itu juga mengandung dua informasi yang sama-sama penting. Informasi pertama adalah ‘semua orang laki-laki bekerja di sawah’ dan informasi kedua adalah ‘para istri mereka bekerja di rumah.’ Kalimat (22) juga termasuk jenis kalimat majemuk setara. Bedanya adalah bahwa kalimat (21) berupa kalimat majemuk setara penjumlahan, sedangkan kalimat (22) merupakan kalimat majemuk setara pertentangan.




5.2 Kalimat Melepas
Kalimatmelepas berbeda dari kalimat berimbang. Kalimat berimbang mengandung informasi yang setara, sedangkan kalimat melepas mengandung informasi yang tidak setara. Di dalam kalimat melepas terdapat informasi utama dan informasi tambahan. Informasi utamanya diletakkan pada bagian awal kalimat dan informasi tambahan diletakkan pada posisi berikutnya sehingga seakan-akan informasi tambahan itu dilepas begitu saja. Karena derajat informasinya tidak sama, jenis kalimat yang digunakan bukan kalimat majemuk setara, melainkan kalimat majemuk bertingkat. Agar penjelasan ini lebih mudah dipahami, kalimat berimbang (21) dan (22) di atas, diubah menjadi kalimat melepas seperti berikut. 
(23)  Fajar telah menyingsing saat burung-burung mulai berkicau.
(24)   Semua orang laki-laki bekerja di sawah tatkala para istri mereka sedang bekerja di rumah.
Dengan mengubah kalimat (21) dan (22) menjadi kalimat (23) dan (24), informasi yang terkandung di dalamnya mempunyai derajat yang berbeda. Perbedaan derajat informasi itu dipisahkan oleh kata penghubung saat dan tatkala. Informasi pada bagian awal kalimat, yaitu sebelum kata penghubung, adalah informasi utama yang derajatnya lebih tinggi, sedangkan informasi berikutnya, yaitu sesudah kata penghubung, adalah informasi tambahan yang derajatnya lebih rendah. Bagian kalimat yang memuat informasi utama itu adalah anak kalimat. Dengan demikian, kalimat (23) dan (24) adalah kalimat majemuk bertingkat.
5.3 Kalimat Berklimaks
Kalimat berklimaks merupakan kebalikan kalimat melepas. Pada kalimat melepas informasi utamanya terletak pada awal kalimat, sedangkan pada kalimat berklimaks informasi utamanya terletak pada bagian akhir kalimat. Dengan demikian, kalimat (23) dan (24) di atas dapat diubah menjadi kalimat berklimaks seperti berikut.
(23a)    Saat burung-burung mulai berkicau, fajar menyingsing.
 (24a)    Ketika para istri mereka bekerja di dapur, semua orang laki-laki bekerja di sawah.
  1. Kelogisan
Kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat dengan mudah dipahami dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku. Hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal.
Contoh:
(25a)    Untuk mempersingkat waktu, kami teruskan acara ini. (salah)      
(25b)    Untuk menghemat waktu, kami teruskan acara ini. (benar)
(26a)    Mayat lelaki tua yang ditemukan itu sebelumnya sering mondar-mandir di daerah tersebut. (salah)
(26b)    Sebelum meninggal, lelaki tua yang mayatnya ditemukan itu sering mondar-mandir di daerah tersebut. (benar)
  1. Kecermatan
Kecermatan di sini maksudnya tidak menimbulkan tafsiran ganda dan tepat dalam pilihan kata.
Contoh:
(27a)    Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah. (salah) (27b)    Mahasiswa dari perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah. (benar) (28c)    Mahasiswa yang terkenal di perguruan tinggi itu menerima hadiah. (benar)
(29a)    Dia menerima uang sebanyak tiga puluh lima ribuan. (salah)
(29b)    Dia menerima uang sebanyak tiga puluh lima ribu rupiah. (benar)
(29b)    Dia menerima uang sebanyak tiga puluh lembar lima ribu rupiah. (benar)




















BAB III
PENUTUP
  1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pemaparan diatas, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
  1. Kalimat efektif adalah kalimat yang memperlihatkan bahwa proses penyampaian oleh pembicara/penulis dan proses penerimaan oleh pendengar/pembaca berlangsung dengan sempurna sehingga isi atau  maksud yang di sampaikan oleh pembicara/penulis tergambar lengkap dalam pikiran pendengar/pembaca.
  2. Syarat-syarat kalimat efektif yaitu sebagai berikut:
  1. Secara tepat mewakili pikiran pembicara/penulisnya.
  2. Mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran pendengar/pembaca dengan yang dipikirkan pembaca atau penulisnya.
  1. Ciri-ciri kalimat efektif yaitu sebagai berikut :
  1. Koherensi (keutuhan)
  2. Kesejajaran
  3. Kesejajaran Makna    
  4. Pemfokusan
  5. Penghematan
  6. Variasi
  7. Kelogisan
  8. Kecermatan
  1. Saran
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini banyak sekali kekurangan terutama dalam segi penulisan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk lebih baik lagi dalam penulisan makalah yang selanjutnya.
















DAFTAR PUSTAKA

Soedarso, Speed Reading, Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta : Gramedia, 2000
Wahyudin. Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung : CV Regina, 2005